METODE CERAMAH
Ø PENGERTIAN METODE CERAMAH
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh
setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa
pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun
siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan
pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan
belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah,
sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru
berarti tidak belajar.
Ø
KARAKTERISTIK METODE CERAMAH:
a.
Digunakan apabila proses
pembelajaran lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep
sederhana.
b.
Proses pembelajaran
secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak.
c.
Bersifat monoton, guru
lebih banyak berbicara.
d.
Memerlukan adanya
dukungan yang efektif dari guru seperti suasana emosional yang dapat
membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI METODE CERAMAH:
§
KELEBIHAN:
a.
Ceramah
merupakan metode yang “murah” dan “mudah” untuk dilakukan. Murah dalam hal ini
dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap,
berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan
mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suaru guru, dengan demikian tidak
terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
b.
Ceramah
dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu
yang singkat.
c.
Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru
dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d.
Melalui
ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e.
Organisasi
kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah
tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
§ KEKURANGAN:
a.
Materi
yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab
apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai
siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b.
Ceramah
yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh proses
ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan
bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan,
disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam
ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
c.
Guru
yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa
ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana atau siswa
mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d.
Melalui
ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk
bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin
siswa seluruhnya sudah paham.
Ø LANGKAH-LANGKAH MENGGUNAKAN METODE CERAMAH:
1) Tahap
Persiapan
v
Merumuskan tujuan yang
ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses
yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah
awal yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran dengan ceramah berakhir.
v
Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu
ceramah sangat tergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan
diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang
akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam
penentuan pokok-pokok itu juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang
relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan
v
Mempersiapkan alat
bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk
menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan
mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya untuk meningkatkan
kualitas ceramah.
2) Tahap
Pelaksanaan
Pada
tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
a) Langkah
pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
v
Yakinkan bahwa siswa
memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan
terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Mengapa siswa harus paham
akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh karena tujuan akan mengarahkan segala
aktivitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang tujuan akan merangsang
siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah itu.
v
Lakukan langkah
apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi
pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah pembukaan
ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat
menerima materi pembelajaran. Selain itu, langkah ini pada dasarnya langkah
untuk menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel
diotak.
b) Tahap
Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
bertutur. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang
sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan:
v
Menjaga kontak mata
secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru
agar siswa mau memerhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat berarti sebuah
penghargaan dari guru kepada siswa. Siswa yang selalu mendapat pandangan dari
guru akan merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus
menulis dipapan tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama
menghadap papan tulis atau membuat catatan yang panjang di papan tulis.
v
Gunakan bahasa yang
komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu sebaiknya guru tidak
menggunakan istilah-istilah yang kurang populer. Selain itu, jaga intonasi
suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
v
Sajikan materi
pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh
siswa.
v
Tanggapilah respons
siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi.
Apabila siswa memberikan respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan
dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan. Seandainya
siswa memberi respons yang kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa respons
siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.
v
Jagalah agar kelas
tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang kondusif
memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara
yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara
guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan
materi pembelajaran, serta sekali-kali memberikan humor-humor yang segar dan
menyenangkan.
c) Langkah
mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup
agar materi pembelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang
kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat
materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut
diantaranya:
v
Membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan
v
Merangsang siswa untuk
dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang
telah disampaikan
v
Melakukan evaluasi
untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja
disampaikan
TEMA :
KELUARGAKU
SUBTEMA :
KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA
KD :
Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam
keberagaman di
rumah dan sekolah.
INDIKATOR :
Menceritakan kegiatan kebersamaan dalam
keberagaman di
rumah saat hari raya.
Langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah:
v PENDAHULUAN
1.
Guru mengucapkan salam
2.
Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
Siswa
diarakan pada situasi belajar yang kondusif, dan menyiapkan alat-alat pelajaran.
4.
Guru memberikan apersepsi:
·
Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan bersama-sama
dengan keluarga saat hari raya?
·
Selain dengan orangtua, dengan siapa lagi?
Sebagai awal respon siswa terhadap materi
v Guru mengemukakan tujuan pembelajaran tentang
sub tema kebersamaan dalam keluarga
v INTI/PENGAJARAN
1.
Guru menjelaskan materi pembelajaran secara umum tentang kebersamaan dalam keluarga saat hari raya yang sesuai dengan subtema
2.
Guru juga menjelaskan macam-macam hari raya
berdasarkan perbedaan agama di Indonesia.
3.
Siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
4.
Guru memberikan humor agar dalam pembelajaran siswa tidak merasa bosan
dan membuat suasana tetap kondusif
5.
Lalu, guru memaparkan secara rinci kegiatan kebersamaan apa saja yang bisa dilakukan dengan keluarga saat hari raya dan macam-macam hari raya di
Indonesia menulis
di papan tulis
6.
Siswa mencatat apa yang sudah dituliskan oleh guru dan memperhatikan
penjelasan dari guru
v PENUTUP
1.
Guru menyimpulkan materi yang berisi tentang kebersamaan dalam keluarga
saat hari raya.
2.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa
Metode Tanya Jawab
Ø Pengertian
Metode
Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi
kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan-pertanyaan
Metode Tanya
jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya
dan murid-murid menjawab bahan materi yang diperolehnya
Metode
ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar, bisa
dalam bentuk guru bertanya dan pelajar menjawab atau dengan sebaliknya.
Ø
Tujuan dan penggunaan dari
pemakaian Metode Tanya jawab
Adapun
tujuan penggunaan metode tanya jawab dalam kegiatan belajar mengajar adalah
untuk:
a)
Menyimpulkan
materi yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu persoalan, kemudian guru
mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh siswa,
sedangkan hasil jawaban siswa yang betul/benar disusun dengan baik sehingga
merupakan ikhtisar pelajaran yang akan menjadi milik siswa.
b)
Melanjutkan
pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang
sudah diberikan dalam bentuk pertanyaan,
guru akan dapat menarik perhatian kepada pelajaran yang lalu.
c)
Menarik perhatian siswa untuk menggunakan
pengetahuan dan pengalaman.
d)
Memimpin
pengalaman atau pemikiran siswa. Ketika siswa menghadapi suatu persoalan maka
pemikiran siswa dapat dibimbing dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau seorang siswa yang tidak memperhatikan
pembicaraan guru yang dapat meng-usahakan supaya perhatiannya kepada
keterangan-keterangan guru dengan mengejutkan dengan memberikan dengan
memberikan beberapa pertanyaan.
e)
Menyelangi
pembicaraan untuk merangsang perhatian siswa dalam belajar sehingga
dengan demikian ada kerjasama antara siswa dengan
guru dan dapat menimbulkan semangat siswa.
f)
Meneliti
kemampuan siswa dalam memahami suatu bacaan yang
dibacanya atau ceramah yang sudah didengarnya.
Adapun
penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran jangan sampai mempunyai tujuan
untuk hal-hal sebagai berikut:
a.
Menilai
taraf kemampuan siswa mengenai pelajaran mereka. Metode tanya jawab hanya
dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingat
kembali apa yang dapat dipelajarinya atau hubungannya dengan pelajaran itu.
b.
Persoalannya
sangat kompleks sedangkan jawabannya batasi oleh guru. Apabila pertanyaan yang
diajukan guru banyak menimbulkan jawaban, maka janganlah jawaban dibatasi.
Tetapi berilah kesempatan untuk menjawab seluas-luasnya atau kalau perlu
laksanakan dengan metode diskusi.
c.
Pertanyaan
yang diajukan jangan hendaknya terbatas pada jawaban “ya” atau
“tidak” semata, tetapi hendak jawabannya dapat men-dorong pemikiran siswa untuk
memikirkan jawaban yang tepat.
d.
Memberikan
giliran hanya pada siswa-siswa tertentu saja. Hendaknya pertanyaan harus
diajukan kepada seluruh siswa, jangan kepada siswa-siswa tertentu saja.
Begitu juga dalam jawabannya harus kepada seluruh
siswa diberikan kesempatan, jangan hanya pada
yang pandai-pandai saja. Bahkan siswa yang pendiam atau
pemalulah yang lebih didorong untuk menjawabnya supaya ia dapat
membiasakan dirinya.
Adapun
macam-macam pengembangan metode tanya jawab antara lain,
1.
Jenis-Jenis
Pertanyaan Menurut Maksudnya (Compliance Question)
Pertanyaan yang mengharapkan
agar orang lain mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh: “Dapatkah anda tenang agar suara saya dapat didengar oleh seluruh
kelas”?
2.
Pertanyaan
Retorik (Rhetorical Question)
Pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru karena
merupakan tehnik penyampaian informasi kepada siswa. Contoh: Guru: “ada
yang tahu kegiatan bersama apa saja yang
bisa dilakukan dengan keluarga? Kegiatan hari raya dst..”
3.
Pertanyaan
Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question)
Pertanyaan yang diajukan untuk
memberi arah kepada siswa dalam proses berfikir. Contoh: Guru: “Minggu
yang lalu kita telah membicarakan macam-macam kegiatan bersama keluarga. Coba,
Halim, kegiatan manakah yang menurutmu lebih menyenangkan?”
4.
Pertanyaan
Menggali (Probing Question)
Pertanyaan lanjutan yang akan
mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban terhadap
pertanyaan sebelumnya. Contoh: Guru: “Setelah kemarin kita bersama-sama
mempelajari kegiatan bersama dalam keluarga, bagaimana pendapatmu tentang
kegiatan bersama tersebut, Amin? Amin: “Sangat menarik, pak.”
Guru: kegiatan apa yang menarik?” Dan selanjutnya.
Ø Kelebihan dan
kekurangan dari Metode Tanya jawab
A.
Kelebihan
Metode Tanya Jawab adalah :
·
Situasi kelas lebih
hidup, karena para siswa aktif berpikir dan menyampaikan buah pikirannya
melalui jawaban atas pertanyaan guru.
·
Sangat positif untuk
melatih anak agar berani mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur.
·
Timbulnya perbedaan
pendapat di antara para anak didik, membawa kelas pada situasi diskusi yang
menarik.
·
Siswa yang segan
mencurahkan perhatian, menjadi berhati-hati dan secara sungguh-sungguh
mengikuti pelajaran.
·
Sekalipun pelajaran
berjalan agak lamban, tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman
dan pengertian siswa tentang masalah yang dibicarakan.
B.
Kelemahan
Metode Tanya Jawab, yaitu:
·
Siswa sering merasa
takut, apabila guru kurang dapat medorong siswa untuk berani dengan menciptakan
suasana yang tidak tegang dan akrab,
·
Tidak mudah membuat
pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa dan mudah dipahami siswa,
·
Waktu sering banyak
terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua
atau tiga orang,
·
Guru masih tetap
mendominasi proses belajar mengajar,
·
Apabila jumlah siswa
puluhan, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap
siswa,
·
Sering jawaban diborong
oleh sejumlah kecil siswa yang menguasai dan senang berbicara, sedangkan banyak
siswa lainnya tidak memikirkan jawabannya.
TEMA : KELUARGAKU
SUBTEMA :
KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA
KD :
Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam
keberagaman di
rumah dan sekolah.
INDIKATOR :
Menceritakan kegiatan kebersamaan dalam
keberagaman di
rumah saat hari raya.
Langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah:
v PENDAHULUAN
1. Menyapa
murid, Mengajak siswa untuk berdoa bersama sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing
2. Melakukan
komunikasi tentang kehadiran siswa, dan keadaan pagi ini.
3. Guru
menanyakan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan bersama keluarga? Yang
berhubungan dengan pelajaran sebelumnya.
4. Guru
menyebutkan materi apa yang akan dipelajari pada hari ini. Yaitu “Kebersamaan
dalam keluarga saat hari raya.”
5. Guru
bertanya siapa yang selalu merayakan hari raya dirumah?
v INTI/PENGAJARAN
1. Guru
bertanya siapa yang selalu merayakan hari raya dirumah?
2.
Guru bertanya kegiatan apa saja yang biasa dilakukan bersama keluarga
saat hari raya dirumah ?
3.
Guru menunjuk satu anak untuk menjawab lalu menunjuk anak yang berbeda
untuk mendapatkan jawaban.
4.
Guru menunjukkan gambar macam-macam hari raya berdasarkan agama yang ada
di indonesia.
5.
Guru menanyakan macam-macam hari raya berdasarkan agama yang berbeda
kepada murid.
6. Guru
melakukan interaksi Tanya jawab kepada murid hal apa saja yang tidak boleh
dilakukan umat beragama lain merayakan hari raya.
v PENUTUP
1. Bersama-sama
membuat kesimpulan/rangkuman belajar dengan tanya jawab.
2. Memberikan
tugas rumah untuk mencatat apa saja yang sudah didapatkan hari ini.
3. Mengajak
siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran hari ini.
METODE EKSPERIMEN
Ø Pengertian metode
Eksperimen
Menurut
Syaiful Bahri Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran
di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Kemudian Mulyani Sumantri, dkk (1999) mengatakan bahwa
metode eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa
dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Menurut
Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan dievaluasi oleh guru.
Ø
Langkah-langkah Metode
Pembelajaran Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut
Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.
Percobaan awal, Pembelajaran
diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan
mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.
2.
Pengamatan merupakan kegiatan
siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan
mencatat peristiwa tersebut.
3.
Hipoteis awal, siswa dapat
merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
4.
Verifikasi , kegiatan untuk
membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan
melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat
kesimpulan.
5.
Evaluasi, merupakan kegiatan
akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep.
a ) Kelebihan Metode Pembelajaran Eksperimen :
1.
Siswa aktif mengalami sendiri.
2.
Siswa dapat membuktikan teori -
teori yang pernah diterirna.
3.
Mendapatkan kesempatan melakukan
langkah - langkah berpikir iImiah.
4.
Metode ini dapat membuat anak
didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
5.
Anak didik dapat mengembangkan
sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan
teknologi.
6.
Dengan metode ini akan terbina
manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai
hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup
manusia.
7.
Anak didik memperoleh pengalaman
dan keterampilan dalam melakukan eksperimen
8.
Siswa terlibat aktif mengumpulkan
fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan.
b)
Kekurangan Metode Pembelajaran Eksperimen :
1.
Akan kurang berhasil apabila
alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.
2.
Kemungkinan tidak membawa hasil
yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan.
3.
Kadang - kadang ada eksperimen
yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah,
lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu basil
eksperimen tersebut.
4.
Tidak cukupnya alat-alat
mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
5.
Jika eksperimen memerlukan jangka
waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
6.
Kesalahan dan kegagalan siswa
yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru
dalam mengambil kesimpulan
7.
Sering mengalami kesulitan dalam
melaksanakan eksperimen karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan
eksperimen.
8.
Kesalahan dan kegagalan siswa
yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru
dalam mengambil keputusan.
Ø
Karakteristik Metode Pembelajaran
Eksperimen
Terdapat beberapa karakteristik
mengajar dalam menggunakan metode ekperimen serta hubungannya dengan pengalaman
belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra (1998:20), yaitu:
1.
Ada alat bantu yang digunakan
2.
Siswa aktif melakukan percobaan
3.
Guru membimbing
4.
Tempat dikondisikan
5.
Ada pedoman untuk siswa
6.
Ada topik yang dieksperimenkan
7.
Ada temuan-temuan.
TEMA :
KELUARGAKU
SUBTEMA :
KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA
KD :
Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam
keberagaman di
rumah dan sekolah.
INDIKATOR :
Menceritakan kegiatan kebersamaan dalam
keberagaman di
rumah saat hari raya.
Langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah:
v
PENDAHULUAN
1.
Guru mengucapkan salam
2.
Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
3.
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Siswa
diarakan pada situasi belajar yang kondusif, dan menyiapkan alat-alat
pelajaran.
4.
Guru memberikan apersepsi:
·
Ketika kalian Lebaran (Hari Raya Idul Fitri) berkunjung kerumah siapa
saja?
·
Dan dengan siapa berkunjungnya?
Sebagai awal respon siswa terhadap materi.
5. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran tentang
sub tema Kebersamaan dalam keluarga.
v
INTI/PENGAJARAN
1. Guru
bertanya kepada siswa, apa saja yang dilakukan ketika Lebaran tiba?
2. Guru memberikan sebuah penjelasan mengenai
hal-hal yang dilakukan ketika Lebaran tiba.
3. Guru menunjukkan sebuah eksperimen “membuat
kartu ucapan untuk Hari Raya”.
4. Semua murid memperhatikan penjelasan dari
guru.
5. Murid mencatat semua penjelasan dari guru.
6. Lalu guru memberikan tugas kepada siswa.,
serta Guru memberi
kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
7. Setelah itu siswa mempraktikkan apa yang
telah dicontohkan oleh ibu Guru.
8. Kemudian siswa membuat dugaan sementara (hipotesis)
apa yang akan terjadi dari eksperimen tersebut.
v PENUTUP
1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan
mengenai eksperimen yang telah dilakukan.
2. Memberikan tugas dirumah untuk mempraktikkan
eksperimen “membuat kartu ucapan Hari Raya” dan kartu tersebut diberikan ketika
Lebaran tiba.
3. Mengajak
siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran hari ini.