Minggu, 22 Maret 2015

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN 3 METODE



METODE CERAMAH
Ø  PENGERTIAN METODE CERAMAH
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak belajar.

Ø  KARAKTERISTIK METODE CERAMAH:
a.              Digunakan apabila proses pembelajaran lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep sederhana.
b.              Proses pembelajaran secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak.
c.              Bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara.
d.             Memerlukan adanya dukungan yang efektif dari guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI METODE CERAMAH:
§  KELEBIHAN:
a.              Ceramah merupakan metode yang “murah” dan “mudah” untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suaru guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
b.              Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
c.              Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat  mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d.             Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e.              Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
§  KEKURANGAN:
a.              Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b.              Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
c.              Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d.             Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

Ø  LANGKAH-LANGKAH MENGGUNAKAN METODE CERAMAH:
1)    Tahap Persiapan
v  Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
v  Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok itu juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan
v  Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.
2)    Tahap Pelaksanaan
      Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
a)      Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
v  Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh karena tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah itu.
v  Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pembelajaran. Selain itu, langkah ini pada dasarnya langkah untuk menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel diotak.
b)      Tahap Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
v  Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memerhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat berarti sebuah penghargaan dari guru kepada siswa. Siswa yang selalu mendapat pandangan dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis dipapan tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama menghadap papan tulis atau membuat catatan yang panjang di papan tulis.
v  Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang populer. Selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
v  Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh siswa.
v  Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi. Apabila siswa memberikan respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan. Seandainya siswa memberi respons yang kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.
v  Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-kali memberikan humor-humor yang segar dan menyenangkan.

c)       Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup agar materi pembelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya:
v  Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan
v  Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan
v  Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan









TEMA                        : KELUARGAKU
SUBTEMA                : KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA
KD                              : Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam
  keberagaman di rumah dan sekolah.

INDIKATOR             : Menceritakan kegiatan kebersamaan dalam
   keberagaman di rumah saat hari raya.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah:
v  PENDAHULUAN
1.      Guru mengucapkan salam
2.      Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
3.      Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Siswa diarakan pada situasi belajar yang kondusif, dan menyiapkan alat-alat pelajaran.
4.      Guru memberikan apersepsi:
·         Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan bersama-sama dengan keluarga saat hari raya?
·         Selain dengan orangtua, dengan siapa lagi?
Sebagai awal respon siswa terhadap materi
v  Guru mengemukakan tujuan pembelajaran tentang sub tema kebersamaan dalam keluarga
v  INTI/PENGAJARAN
1.      Guru menjelaskan materi pembelajaran secara umum tentang  kebersamaan dalam keluarga saat hari raya yang sesuai dengan subtema
2.      Guru juga menjelaskan macam-macam hari raya berdasarkan perbedaan agama di Indonesia.
3.      Siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
4.      Guru memberikan humor agar dalam pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan membuat suasana tetap kondusif
5.      Lalu, guru memaparkan secara rinci kegiatan kebersamaan apa saja yang bisa dilakukan dengan keluarga saat hari raya dan macam-macam hari raya di Indonesia menulis di papan tulis
6.      Siswa mencatat apa yang sudah dituliskan oleh guru dan memperhatikan penjelasan dari guru

v  PENUTUP
1.      Guru menyimpulkan materi yang berisi tentang kebersamaan dalam keluarga saat hari raya.
2.      Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa














Metode Tanya Jawab
Ø  Pengertian
                     Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan-pertanyaan
                      Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya dan murid-murid menjawab bahan materi yang diperolehnya
                     Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar, bisa dalam bentuk guru bertanya dan pelajar menjawab atau dengan sebaliknya.
    
Ø  Tujuan  dan penggunaan dari pemakaian Metode Tanya jawab
Adapun tujuan penggunaan metode tanya jawab dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk:
a)      Menyimpulkan materi yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu persoalan, kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh siswa, sedangkan hasil jawaban siswa yang betul/benar disusun dengan baik sehingga merupakan ikhtisar pelajaran yang akan menjadi milik siswa.

b)      Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang  pelajaran yang  sudah  diberikan  dalam  bentuk  pertanyaan,  guru  akan  dapat menarik perhatian kepada pelajaran yang lalu.

c)       Menarik perhatian siswa untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman.

d)     Memimpin pengalaman atau pemikiran siswa. Ketika siswa menghadapi suatu persoalan maka pemikiran siswa dapat  dibimbing dengan  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan atau seorang siswa  yang tidak memperhatikan pembicaraan guru yang dapat  meng-usahakan supaya perhatiannya kepada keterangan-keterangan guru dengan mengejutkan dengan memberikan dengan memberikan beberapa pertanyaan.

e)      Menyelangi  pembicaraan  untuk merangsang perhatian siswa  dalam belajar  sehingga  dengan demikian  ada  kerjasama  antara  siswa  dengan guru dan dapat menimbulkan semangat siswa.

f)       Meneliti kemampuan siswa dalam  memahami  suatu  bacaan  yang dibacanya atau ceramah yang sudah didengarnya.

Adapun penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran jangan sampai mempunyai tujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
a.       Menilai taraf kemampuan siswa mengenai pelajaran mereka.  Metode tanya jawab hanya dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingat kembali apa yang dapat dipelajarinya atau hubungannya dengan pelajaran itu.

b.      Persoalannya sangat kompleks sedangkan jawabannya batasi oleh guru. Apabila pertanyaan yang diajukan guru banyak menimbulkan jawaban, maka janganlah jawaban dibatasi. Tetapi berilah kesempatan untuk menjawab seluas-luasnya atau kalau perlu laksanakan dengan metode diskusi.

c.       Pertanyaan yang diajukan jangan hendaknya terbatas  pada  jawaban “ya” atau “tidak” semata, tetapi hendak jawabannya dapat men-dorong pemikiran siswa untuk memikirkan jawaban yang tepat.

d.      Memberikan giliran hanya pada siswa-siswa tertentu saja.  Hendaknya pertanyaan harus diajukan kepada seluruh siswa, jangan kepada siswa-siswa tertentu saja.  Begitu  juga  dalam  jawabannya  harus  kepada seluruh siswa diberikan  kesempatan,  jangan  hanya  pada  yang  pandai-pandai saja. Bahkan siswa yang pendiam atau  pemalulah  yang  lebih didorong untuk menjawabnya supaya ia dapat membiasakan dirinya.


Adapun macam-macam pengembangan metode tanya jawab antara lain,
1.    Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya  (Compliance Question)
Pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: “Dapatkah anda tenang agar suara saya dapat didengar oleh seluruh kelas”?

2.      Pertanyaan Retorik (Rhetorical Question)
Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan  akan dijawab sendiri oleh guru karena merupakan tehnik  penyampaian informasi kepada siswa. Contoh: Guru: “ada yang tahu  kegiatan bersama apa saja yang bisa dilakukan dengan keluarga? Kegiatan hari raya dst..”

3.      Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question)
Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berfikir. Contoh: Guru:  “Minggu yang lalu kita telah membicarakan macam-macam kegiatan bersama keluarga. Coba, Halim, kegiatan manakah yang menurutmu lebih menyenangkan?”

4.      Pertanyaan Menggali (Probing Question)
Pertanyaan lanjutan yang akan mendorong  siswa  untuk  lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya. Contoh:  Guru: “Setelah kemarin kita bersama-sama mempelajari kegiatan bersama dalam keluarga, bagaimana pendapatmu tentang kegiatan bersama tersebut, Amin?  Amin: “Sangat menarik, pak.”  Guru: kegiatan  apa  yang  menarik?”  Dan selanjutnya.






Ø  Kelebihan dan kekurangan dari Metode Tanya jawab
A.    Kelebihan Metode Tanya Jawab adalah :
·         Situasi kelas lebih hidup, karena para siswa aktif berpikir dan menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban atas pertanyaan guru.
·         Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur.
·         Timbulnya perbedaan pendapat di antara para anak didik, membawa kelas pada situasi diskusi yang menarik.
·         Siswa yang segan mencurahkan perhatian, menjadi berhati-hati dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
·         Sekalipun pelajaran berjalan agak lamban, tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman dan pengertian siswa tentang masalah yang dibicarakan.

B.     Kelemahan Metode Tanya  Jawab, yaitu:
·         Siswa sering merasa takut, apabila guru kurang dapat medorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab,
·         Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa dan mudah dipahami siswa,
·         Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang,
·         Guru masih tetap mendominasi proses belajar mengajar,
·         Apabila jumlah siswa puluhan, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa,
·         Sering jawaban diborong oleh sejumlah kecil siswa yang menguasai dan senang berbicara, sedangkan banyak siswa lainnya tidak memikirkan jawabannya.





TEMA                        : KELUARGAKU
SUBTEMA                : KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA
KD                              : Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam
  keberagaman di rumah dan sekolah.

INDIKATOR                        : Menceritakan kegiatan kebersamaan dalam
   keberagaman di rumah saat hari raya.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah:
v  PENDAHULUAN
1.      Menyapa murid, Mengajak siswa untuk berdoa bersama sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing
2.      Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa, dan keadaan pagi ini.
3.      Guru menanyakan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan bersama keluarga? Yang berhubungan dengan pelajaran sebelumnya.
4.      Guru menyebutkan materi apa yang akan dipelajari pada hari ini. Yaitu “Kebersamaan dalam keluarga saat hari raya.”
5.      Guru bertanya siapa yang selalu merayakan hari raya dirumah?

v  INTI/PENGAJARAN
1.      Guru bertanya siapa yang selalu merayakan hari raya dirumah?
2.      Guru bertanya kegiatan apa saja yang biasa dilakukan bersama keluarga saat hari raya dirumah ?
3.      Guru menunjuk satu anak untuk menjawab lalu menunjuk anak yang berbeda untuk mendapatkan jawaban.
4.      Guru menunjukkan gambar macam-macam hari raya berdasarkan agama yang ada di indonesia.
5.      Guru menanyakan macam-macam hari raya berdasarkan agama yang berbeda kepada murid.
6.      Guru melakukan interaksi Tanya jawab kepada murid hal apa saja yang tidak boleh dilakukan umat beragama lain merayakan hari raya.


v  PENUTUP
1.      Bersama-sama membuat kesimpulan/rangkuman belajar dengan tanya jawab.
2.      Memberikan tugas rumah untuk mencatat apa saja yang sudah didapatkan hari ini.
3.      Mengajak siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran hari ini.

















METODE EKSPERIMEN
Ø  Pengertian metode Eksperimen
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Kemudian Mulyani Sumantri, dkk (1999) mengatakan bahwa metode eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Ø  Langkah-langkah Metode Pembelajaran Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.            Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.
2.            Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
3.            Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
4.            Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan.
5.            Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep.


a ) Kelebihan Metode Pembelajaran Eksperimen :
1.            Siswa aktif mengalami sendiri.
2.            Siswa dapat membuktikan teori - teori yang pernah diterirna.
3.            Mendapatkan kesempatan melakukan langkah - langkah berpikir iImiah.
4.            Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
5.            Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
6.            Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
7.            Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen
8.            Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan.
b)   Kekurangan Metode Pembelajaran Eksperimen :
1.            Akan kurang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.
2.            Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan.
3.            Kadang - kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu basil eksperimen tersebut.
4.            Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
5.            Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
6.            Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan
7.            Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen.
8.            Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.

Ø  Karakteristik Metode Pembelajaran Eksperimen
Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan metode ekperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra (1998:20), yaitu:
1.         Ada alat bantu yang digunakan
2.         Siswa aktif melakukan percobaan
3.         Guru membimbing
4.         Tempat dikondisikan
5.         Ada pedoman untuk siswa
6.         Ada topik yang dieksperimenkan
7.         Ada temuan-temuan.



TEMA                        : KELUARGAKU
SUBTEMA                : KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA
KD                              : Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam
  keberagaman di rumah dan sekolah.

INDIKATOR                        : Menceritakan kegiatan kebersamaan dalam
   keberagaman di rumah saat hari raya.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah:
v  PENDAHULUAN
1.      Guru mengucapkan salam
2.      Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
3.      Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Siswa diarakan pada situasi belajar yang kondusif, dan menyiapkan alat-alat pelajaran.
4.      Guru memberikan apersepsi:
·         Ketika kalian Lebaran (Hari Raya Idul Fitri) berkunjung kerumah siapa saja?
·         Dan dengan siapa berkunjungnya?
      Sebagai awal respon siswa terhadap materi.
5.      Guru mengemukakan tujuan pembelajaran tentang sub tema Kebersamaan dalam keluarga.

v  INTI/PENGAJARAN
1.      Guru bertanya kepada siswa, apa saja yang dilakukan ketika Lebaran tiba?
2.      Guru memberikan sebuah penjelasan mengenai hal-hal yang dilakukan ketika Lebaran tiba.
3.      Guru menunjukkan sebuah eksperimen “membuat kartu ucapan untuk Hari Raya”.
4.      Semua murid memperhatikan penjelasan dari guru.
5.      Murid mencatat semua penjelasan dari guru.
6.      Lalu guru memberikan tugas kepada siswa., serta Guru memberi kesempatan siswa untuk berpikir, menga­nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
7.      Setelah itu siswa mempraktikkan apa yang telah dicontohkan oleh ibu Guru.
8.      Kemudian siswa membuat dugaan sementara (hipotesis) apa yang akan terjadi dari eksperimen tersebut.

v  PENUTUP
1.      Guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai eksperimen yang telah dilakukan.
2.      Memberikan tugas dirumah untuk mempraktikkan eksperimen “membuat kartu ucapan Hari Raya” dan kartu tersebut diberikan ketika Lebaran tiba.
3.      Mengajak siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran hari ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar